Kamis, 02 Maret 2017

IRDINANSYAH INGIN PADI SALIBU DI TIAP NAGARI

Tidak ada komentar :

Teknologi Salibu merupakan cara penanaman padi hanya sekali tanam dan petani akan panen tiga kali, dimana teknologi ini memanfaatkan tunas yang kembali muncul ketika siap panen. Teknologi ini terbukti mampu meningkatkan hasil produksi dengan meningkatkan indek tanam, umur relatif pendek, kebutuhan air sedikit, biaya produksi rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penanaman, penggunaan bibit dan kemurnian genetika bibit yang tetap terpelihara.

Sementara itu, jajar legowo merupakan salah satu sistem penanaman padi di Indonesia yang intinya dilakukan dengan mengatur jarak tanam antar benih pada saat penanaman. Sistem jajar legowo 2 :1 adalah setiap 2 baris diselingi satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam dan pada jarak tanam baris yang memanjang diperpendek menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.


Keberhasilan Nagari Tabek Kecamatan Pariangan dalam melaksanakan tanam padi salibu dengan memanfaatkan teknologi jajar legowo sistem 2:1 ini membuat Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi ingin menjadikan Nagari Tabek menjadi nagari padi salibu, dengan kata lain menjadi contoh bagi nagari lain di Kabupaten Tanah Datar.

Hal ini terungkap ketika Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi bersama Anggota DPRD Tanah Datar H. Dafrizal, Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar Besli, Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Daryanto Sabir, Camat Pariangan Suhardi, Kepala UPT Dinas Pertanian Pariangan Irdawati, Wali Nagari Tabek Beni Monika, dan undangan lainnya hadir di Kelompok Wanita Tani Flamboyan Jorong Bulu Kasok Nagari Tabek Kecamatan Pariangan melakukan panen padi salibu hasil teknologi jajar legowo 2:1 untuk yang ketiga kalinya, dilahan persawahan kelompok flamboyan, Selasa (28/2/2017).


Ketika melihat manfaat dan keunggulan dari teknologi tanam padi ini, Bupati Irdinansyah Tarmizi bahkan dengan tegas meminta kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar Daryanto Sabir agar membuat program satu nagari di setiap kecamatan di Kabupaten Tanah Datar untuk melaksanakan sistem tanam ini.

“teknologi padi salibu sistem jajar legowo mempunyai banyak keunggulan, yakni biaya produksi semakin murah, namun hasil bisa meningkat. Ketika hal ini bisa dilakukan oleh petani di daerah kita, tentu perekonomian masyarakat kita bisa menjadi lebih baik pula” sampainya.

Irdinansyah menambahkan, Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar menjadikan pertanian menjadi salah satu sektor prioritas untuk ditingkatkan. “Pemerintah Daerah menjadikan pertanian menjadi salah satu sektor prioritas dalam program pembangunan ke depan, selain dari pengembangan SDM, peningkatan pariwisata serta peningkatan dan pembangunan infrastruktur” terangnya.

Sementara itu Besli Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar menyampaikan, nagari Tabek Kecamatan Pariangan merupakan contoh dan pilot projek di Sumbar dalam pelaksanaan padi salibu. “Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu daerah lumbung beras di Sumatera Barat dan Nagari Tabek ini salah satu penyumbangnya, terlebih masyarakat di sini telah melaksanakan sistem tanam padi salibu teknologi jajar legowo, dan telah mampu menarik perhatian pemerintah pusat sehingga memberikan bantuan untuk daerah ini” sampai Besli.

Besli memaparkan bahwa pemerintah pusat memberikan bantuan untuk 2.500 hektar sawah dalam pelaksanaan penanaman sistem salibu ini. “Pemerintah pusat memberikan bantuan kepada Sumbar sebanyak 2.500 hektar sawah dan untuk Tanah Datar dialokasikan sebanyak 500 hektar, dimana bantuan berupa bibit, alat tanam dan panen, pupuk dan beberapa bantuan lainnya” terangnya.

Sementara itu Ketua Kelompok Wanita Tani Flamboyan Emiwati Agus menyampaikan ungkapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mengembangkan sistem padi salibu. “Setelah kami mengenal teknologi padi salibu jajar legowo ini pak, memang biaya tanam kami berkurang jauh dan hasil panen kami meningkat pak, terima kasih kami ucapkan kepada pemerintah pusat, propinsi dan kepada Pak Bupati serta Dinas Pertanian, karena menjadikan nagari kami sebagai pilot projek program ini” sampainya.

Di kesempatan itu, Erdiman seorang peneliti dan ahli padi salibu yang merupakan pensiunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumbar menyampaikan, sistem padi salibu mempunyai banyak keunggulan dan manfaat, terutama dalam meningkatkan hasil panen petani.

“Secara pribadi saya sangat senang dan bangga melihat perkembangan padi salibu di Nagari Tabek ini, namun ke depan saya juga mengharapkan agar pemerintah daerah memberi pelatihan kepada penyuluh pertanian mengenai padi salibu ini dengan cara melibatkan mereka langsung, karena saat ini saya melihat banyak penyuluh hanya mengerti teori namun tidak bisa praktek”  sampai Erdiman.

Erdiman menambahkan bahwa hal ini disampaikannya agar niat pak Bupati menjadikan Nagari Tabek sebagai Nagari Salibu bisa dicapai dengan menghadirkan penyuluh lapangan yang lebih handal. “ketika sudah menjadi Nagari Salibu tentu kita akan menjadi sorotan publik, baik dari Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia bahkan manca negara, ketika ada kendala di lapangan yang ditanyakan kepada penyuluh, penyuluh tidak handal dan tidak mengerti tentu pengunjung akan kecewa” sampai Erdiman. (david)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar